317 - 339 Hijriah) 929 - 952 Masehi.
Yum Al Tarwiyah, tentera Syiah Qurmuty (di bawah pimpinan Hamadan Ibnu Al-Ashash Al-Qurmuty), menyerang barisan haji pada tahun 317H dan membunuh seorang haji lalu menyerang Kabah, mengeluarkan Hajar Aswad dan mencukilnya sebanyak 8 keping, mengeluarkan pintu Kabah dan membantingnya, mengeluarkan kisa'a Kabah dan memotongnya menjadi potongan-potongan kecil lalu dibagikan ke teman-temannya.
Kemudian dia menyuruh salah satu orang untuk menghancurkan Mizab Kabah.
Ketika lelaki ini berusaha menghancurkannya, dia terjatuh dari atap dan mati. Dia lantas menyuruh orangnya untuk melempar tubuh-tubuh muslim di atap Kabah. Mizabpun menitiskan darah muslim untuk pertama kalinya dalam sejarah. Selanjutnya dia membuang jasad-jasad jemaah haji itu kedalam telaga Zamzam sampai penuh dan menutupnya dengan batu besar ke atas jasad-jasad itu. Para wanita Qurmuty yang biasa membawa air ke jemaah haji yang mati atau terluka, berpura-pura memberi mereka air.
Tapi ketika menemui ada seorang hidup, mereka membunuhnya dengan tidak memberinya air. Mereka percaya bahawa mereka harus membunuh 3 Sunni yang berhaji demi mendambakan Jannah. Jasad-jasad lain dikubur di dalam Masjidil Haram tanpa disolatkan ataupun dikafani. Lalu dia berdiri pada pintu Kabah dan berteriak ke langit,
"Akulah yang berani kepada Allah! Akulah yang berani kepada Tuhan! Dia menciptakan kalian dan aku membunuh kalian semua!" lelaki yang menghancurkan Hajar Aswad itu masih berteriak lantang, "Mana burung-burung Ababil-Mu? Mana Hijar Sijjil?" Dia merujuk kepada insiden Tahun Gajah sebelum Islam. Kemudian mereka membawa Hajar Aswad ke timur (Al-Qatif) dengan menggunakan 70 ekor unta.
Setiap unta yang membawa batu itu, menjadi sakit dan mati di gurun pasir. Maka merekapun membangun "Ainul Kuaibah" dan menempatkan Hajar Aswad di sana selama 22 tahun, serta meminta masyarakat agar berhaji di sana. Tapi tidak seorangpun mau. Selama 22 tahun, orang-orang muslim tidak pergi haji...! Akhirnya Khalifah (Al-Muktabir Billah) menyerbu Qurmutiah dan membunuh mereka dalam pertarungan 80.000 orang melawan 3.000 orang. Kelompok kecil Qurmutiah yang terdiri dari 10 keluarga itu berusaha melarikan diri ke Syria (Bilad Al-Sham) ke Jabal Al-Arab, pegunungan Arab, dan bersembunyi di sana dari pembunuhan terhadap mereka. Salah satu dari 10 keluarga itu adalah keluarga ((Al-Assad)). "kitab al- Bidayah Wa an- Nihayah oleh Al-Hafidz Ibnu Katsir" Imam Al-Ghazali berkata,
"Syiah Qurmutiah adalah rafidhah dari sisi luar, kafir dari sisi dalam." Imam Ibn Taimiyah berkata, "Syiah adalah bathiniah dan merupakan musuh Islam, dan yang terburuk dari mereka kaum kuffar adalah Qurmutiah.
Mereka berpura-pura menjadi muslim syiah. Ketika mereka punya kesempatan, mereka akan membuka pintu bagi musuh-musuh Islam untuk menghancurkan kita. Mereka begitu jauh dari Quran dan Hadits." Salah satu peninggalan sisa dari Qurmutiah adalah Ainul Kuaibah di Al-Ahsa (bangunan yang dikatakan sebagai pengganti Kabah dimana mereka menempatkan batu hitam dan meminta masyarakat untuk berhaji ke sana). "Ainul Kuibah" Tempat yang mereka bangun sebagai pengganti Kabah, dimana hajar aswad diletakkan. Masyarakat dipaksa berhaji di sana selama 22 tahun
Ketika lelaki ini berusaha menghancurkannya, dia terjatuh dari atap dan mati. Dia lantas menyuruh orangnya untuk melempar tubuh-tubuh muslim di atap Kabah. Mizabpun menitiskan darah muslim untuk pertama kalinya dalam sejarah. Selanjutnya dia membuang jasad-jasad jemaah haji itu kedalam telaga Zamzam sampai penuh dan menutupnya dengan batu besar ke atas jasad-jasad itu. Para wanita Qurmuty yang biasa membawa air ke jemaah haji yang mati atau terluka, berpura-pura memberi mereka air.
Tapi ketika menemui ada seorang hidup, mereka membunuhnya dengan tidak memberinya air. Mereka percaya bahawa mereka harus membunuh 3 Sunni yang berhaji demi mendambakan Jannah. Jasad-jasad lain dikubur di dalam Masjidil Haram tanpa disolatkan ataupun dikafani. Lalu dia berdiri pada pintu Kabah dan berteriak ke langit,
"Akulah yang berani kepada Allah! Akulah yang berani kepada Tuhan! Dia menciptakan kalian dan aku membunuh kalian semua!" lelaki yang menghancurkan Hajar Aswad itu masih berteriak lantang, "Mana burung-burung Ababil-Mu? Mana Hijar Sijjil?" Dia merujuk kepada insiden Tahun Gajah sebelum Islam. Kemudian mereka membawa Hajar Aswad ke timur (Al-Qatif) dengan menggunakan 70 ekor unta.
Setiap unta yang membawa batu itu, menjadi sakit dan mati di gurun pasir. Maka merekapun membangun "Ainul Kuaibah" dan menempatkan Hajar Aswad di sana selama 22 tahun, serta meminta masyarakat agar berhaji di sana. Tapi tidak seorangpun mau. Selama 22 tahun, orang-orang muslim tidak pergi haji...! Akhirnya Khalifah (Al-Muktabir Billah) menyerbu Qurmutiah dan membunuh mereka dalam pertarungan 80.000 orang melawan 3.000 orang. Kelompok kecil Qurmutiah yang terdiri dari 10 keluarga itu berusaha melarikan diri ke Syria (Bilad Al-Sham) ke Jabal Al-Arab, pegunungan Arab, dan bersembunyi di sana dari pembunuhan terhadap mereka. Salah satu dari 10 keluarga itu adalah keluarga ((Al-Assad)). "kitab al- Bidayah Wa an- Nihayah oleh Al-Hafidz Ibnu Katsir" Imam Al-Ghazali berkata,
"Syiah Qurmutiah adalah rafidhah dari sisi luar, kafir dari sisi dalam." Imam Ibn Taimiyah berkata, "Syiah adalah bathiniah dan merupakan musuh Islam, dan yang terburuk dari mereka kaum kuffar adalah Qurmutiah.
Mereka berpura-pura menjadi muslim syiah. Ketika mereka punya kesempatan, mereka akan membuka pintu bagi musuh-musuh Islam untuk menghancurkan kita. Mereka begitu jauh dari Quran dan Hadits." Salah satu peninggalan sisa dari Qurmutiah adalah Ainul Kuaibah di Al-Ahsa (bangunan yang dikatakan sebagai pengganti Kabah dimana mereka menempatkan batu hitam dan meminta masyarakat untuk berhaji ke sana). "Ainul Kuibah" Tempat yang mereka bangun sebagai pengganti Kabah, dimana hajar aswad diletakkan. Masyarakat dipaksa berhaji di sana selama 22 tahun
No comments:
Post a Comment